Selasa, 19 Agustus 2014

Pitulasan



Indonesia, merah darahku, putih tulangku...

Dirgahayu Republik Indonesia ke 69.


Gegap gempita perayaan kemerdekaan republik tercinta terlihat dimana-mana. Mulai dari diterbitkannya uang dengan desain baru dari Bank Indonesia, sampai hingar bingar di MK dan DKPPU tentang pilpres. Tidak mau kalah dengan itu, RW tempatku tinggal pun mengadakan rangkaian perlombaan untuk anak-anak yang meriah dan heboh.

Kemarin, hari minggu tanggal 17 Agustus 2014, bertempat di lapangan voli RW I Kelurahan Lanud Atang Sendjaja, Warga di bawah kepemimpinan Pak RW a.k.a Kapten Tek Jumino menyelenggarakan berbagai macam perlombaan dan permainan untuk anak-anak. Sebagai warga yang baik, tentu saya sekeluarga berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Dari pagi hari, kedua anakku, Fakhri dan Vashty, sudah tidak sabar pergi ke lapangan tempat perlombaan diadakan. Begitu sampai di tempat lomba, ternyata belum ada siapapun, baru ada beberapa panitia yang menyiapkan perlengkapan lomba. Saking semangatnya, kita kepagian datangnya. Akhirnya kami berkeliling dulu ke sebentar ke Lanud Atang Sendjaja, melihat beberapa orang dari FASI yang sedang melaksanakan latihan olah raga dirgantara.

Satu jam kemudian, kami kembali ke tempat lomba, dan lapangan sudah mulai ramai dengan anak-anak didampingi orang tua masing-masing. Kami segera berbaur dengan mereka. Karena level RW, jumlah anak yang hadir hanya sekitar 10an orang sehingga Fakhri dan Vashty bisa mendaftar untuk semua lomba.

Lomba pertama adalah menangkap dan memindahkan belut. Dengan semangat 45 seperti para pejuang waktu menghadapi penjajah dahulu, Fakhri mengikuti permainan tersebut. Dan lebih dramatisnya, lawan-lawannya pun sudah pada duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun seperti gagah beraninya para pahlawan, Fakhri juga tak gentar, walau akhirnya, dia harus tersingkir di babak penyisihan hehehe.

Lucunya lagi Vashty, dengan riangnya dia berlari-lari dari satu ember ke ember lainnya, tapi tidak mau mengambil belutnya nah lo.. Nak, ini lomba memindahkan belut, bukan lari estafet hihihi.

Lomba berikutnya berturut-turut adalah balap karung, dan membawa kelereng diatas sendok. Seperti sebelumnya, Fakhri dengan sukses tersingkir di babak penyisihan, dan seperti sebelumnya juga, Vashty sukses jadi cheerleader alias penggembira acara

Lomba terakhir adalah lomba makan kerupuk. Baik Fakhri maupun Vashty semangat makan kerupuknya, maklum biasanya di rumah makannya biasa pakai daging terus hihihihi....

Dan tibalah saatnya pembagian hadiah. Meskipun tidak pernah memenangkan permainan, untunglah panitia bertindak bijak dengan menyiapkan hadiah bagi semua peserta, jadi semuanya kebagian.

Berikut beberapa aksi dari kedua jagoan cilikku

"Papa, belutnya licin..."



"Adeek, jangan gangguin..."

Semangat Dek, lari yang kenceng. Tapi belutnya manaa..???

Konsumsi ala kadarnya, sumbangan para warga

"Kakak, bantuin donk..."

Walau lawan tak sebanding, tetap semangat...

Hap hap hap...

Sendok di mulut, kelereng di tangan, jalan teruuuus

"Biar kecil, aku hebat lho pa..."

Yummy...

Biar kerupuknya ga kemana-mana, pegang aja pake tangan

"Aku juga pegang krupuknya pa, takut diambil orang.."

Hadiahku banyak lho pa...

1 komentar:

  1. mantab, teruslah berkarya sohib, suatu saat kita bertemu kembali
    -mamu-

    BalasHapus