Kamis, 25 April 2013

Kidzania, kota kecil penuh edukasi


Sabtu, 20 April lalu, saya dan Istri berkesempatan menemani Fakhri pergi ke Kidzania. Dengan tidak menentunya jadwal kantor pada hari libur, maka mumpung hari itu tidak ada lembur (suatu hal yang lumayan langka), tidak ada tugas, Saya menyempatkan diri refreshing sejenak bersama keluarga. Vashty, sengaja kami tinggal mengingat dia masih kecil dan belum bisa menikmati tempat yang kami tuju, selain itu perjalanan juga lumayan jauh, kasihan si kecil klo harus kecapekan gara-gara anter kakaknya.


Sedikit bercerita tentang tujuan kami, KIDZANIA adalah sebuah pusat rekreasi di jantung Ibukota, tepatnya di  di Pacific Place Shopping Mall lt 6, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Kawasan Niaga Sudirman (SCBD). Menurut saya, itu adalah tempat yang interaktif dan memiliki unsur pendidikan yang tinggi dimana anak-anak mengenakan seragam dan melakukan peran yang mereka mainkan, hal ini berarti anak-anak akan dapat menyelami langsung dunia, profesi atau pekerjaan orang dewasa yang selama ini mereka impikan, serta belajar menghargai nilai uang, seperti di dunia yang sesungguhnya. Di kota ini, anak-anak memainkan peran orang dewasa sambil mempelajari berbagai profesi. Misalnya, menjadi seorang dokter, pilot, pekerja konstruksi, detektif swasta, arkeolog, pembalap dan lebih dari 100 jenis profesi dan pekerjaan orang dewasa lainnya. Di KIDZANIA terdapat bangunan-bangunan yang umumnya terdapat di sebuah kota, seperti Rumah Sakit, Supermarket, Salon, Teater, Kawasan Industri, dan banyak lagi. Lebih lengkapnya dapat dilihat di situs resmi Kidzania Indonesia di http://www.kidzania.co.id 

Kami berangkat dari rumah jam 8 pagi. Bertiga tumpuk2an di Supra X 125 kami, menuju stasiun Bogor. Sampai Stasiun, perjalanan kami lanjutkan menggunakan KRL jurusan Bogor-Stasiun Kota. Sepanjang perjalanan Fakhri tidur nyenyak, bagus juga untuk dia, bisa menyimpan tenaga untuk nanti di tempat tujuan. Dari Stasiun Kota, kami lanjutkan petualangan menggunakan Busway tujuan Blok M dan turun di Halte Polda. Dari situ kami naik ojek menuju ke lokasi.


 Di Busway bersama Papa

Bersama mama sebelum ke lantai 6

Tiket masuk untuk weekend (Sabtu-Minggu) adalah Rp. 130.000 untuk anak diatas 4 tahun. Tapi yang sedikit memberatkan adalah para pendamping atau orang tua juga harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 100.000 per orang, padahal saya dan istri sama sekali tidak bisa menikmati fasilitas yang ada di dalam. Adapun pengaturan waktu, boleh masuk jam berapapun, namun keluarnya sudah diatur agar bersamaan. Untuk weekend, gelombang I pukul 09.00 sampai 14.00, gelombang 2 pukul 15.00 sampai 20.00.

Kami masuk sedikit terlambat, sekitar pukul 11.00, namun dengan waktu masih 3 jam sebelum pukul 14.00, saya rasa masih cukup waktu untuk menikmati seluruh fasilitas yang ada. Tapi ternyata saya keliru, selama di dalam, Fakhri hanya bisa menikmati 4 aktifitas saja, yaitu membuat roti, membuat burger, menjadi pemadam kebakaran, dan menjadi dokter gigi. Sedikit menyesal karena banyak aktifitas yang masih ingin diikuti Fakhri seperti tukang cat, membuat pizza, dan masih banyak lagi.

Aktifitas pertama adalah stand Sari Roti yang mengajarkan anak membuat sarapan menggunakan roti dan topping. Roti tawar dicetak menjadi bentuk-bentuk tertentu, kemudian dioles topping seperti margarin, selai dan lainnya, lalu dipanggang. Selesai aktifitas, roti buatan anak bisa dibawa untuk dinikmati. Fakhri sangat antusias dengan aktifitas ini. berikut adalah beberapa aktivitas dia.

Mencetak roti

Sibuk membuat sarapan

Selanjutnya, Fakhri belajar membuat burger. Hampir sama dengan aktivitas pertama, dia mengiris roti burger, mengolesnya kemudian meletakkan sayuran dan daging di dalam burger lalu menutupnya dengan roti burger. Yummy, burger buatan Fakhri juga bisa dibawa dan dinikmati Fakhri sendiri.

 Iris roti

oles roti dengan mentega

Kegiatan ketiga yang diikuti Fakhri adalah menjadi pemadam kebakaran (Fire Fighter). Berbeda dengan dua kegiatan sebelumnya, aktifitas yang satu ini cukup seru dan bersemangat, mulai dari briefing, kemudian ada panggilan kebakaran, dilanjutkan naik mobil pemadam keliling kota menuju gedung yang terbakar, memadamkan api, lalu kembali ke kantor pemadam kebakaran. Fakhri mengikuti dengan semangat, tapi teman-temannya banyak yang lebih senior sehingga Fakhri harus didampingi petugas agar tidak tertabrak atau terjatuh.
 
 Memadamkan api pake semprotan sroootttt...

Api sudah padam, saatnya naik mobil pemadam uiiii...uuuiii...

Terakhir, Fakhri berperan menjadi dokter gigi. Dengan panduan seorang pendamping, Fakhri mengobrak-abrik mulut boneka yang sudah disiapkan. Disini juga Fakhri mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya menyikat gigi dan bagaimana bersikat gigi yang benar, waduh, semangat 45 benar dia.

Buka yang lebar mulutnya, aaaa..

Giginya kotor, jarang sikat gigi ya om...

Oh iya, di Kidzania, anak-anak menggunakan mata uang sendiri yang disebut Kidzos. Ada beberapa aktifitas yang diharuskan membayar jumlah tertentu dalam kidzos, namun ada juga aktifitas yang anak-anak justru mendapatkan sejumlah kidzos. Di akhir sesi, kita bisa memilih membelanjakan kidzos kita untuk souvenir atau menabungnya di bank yang ada disitu, dan bisa kita gunakan di kunjungan kita berikutnya. Kita akan mendapatkan kartu ATM apabila kita menabung.

Tak terasa, waktu sudah hampir pukul 14.00. Sebenarnya Fakhri masih ingin mencoba aktifitas yang lainnya, sayangnya kita harus segera kembali. Mudah-mudahan kami ada kesempatan dan rejeki lain sehingga bisa ke Kidzania lagi untuk mencoba aktifitas-aktifitas lainnya.






 




Tidak ada komentar: