Selasa,
12 Januari 2016, suasana tol Jagorawi pagi ini tidak terlalu ramai dengan
kendaraan. Sedan bututku berjalan dengan mantap walaupun penuh muatan. Selain
aku dan istriku di barisan depan, sisa ruangan dalam kabin maupun bagasi mobil
telah disesaki dengan barang-barang yang kubutuhkan selama enam bulan ke depan.
Ya, mulai besok aku akan mengikuti pendidikan Sekkau selama enam bulan. Sekkau
(Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara) merupakan pendidikan pengembangan
umum yang harus aku ikuti sebagai syarat menjadi seorang perwira menengah berpangkat
mayor. Pendidikannya sendiri dilaksanakan di Kampus Sekkau yang terletak di
Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta. Dan saat ini aku sedang menuju
kesitu.
Aku
mengurangi kecepatan kendaraanku karena mendekati gerbang tol utama cibubur. Setelah
membayar tol, aku memacu kembali mobilku menuju Halim. Sesampai di Kampus
Sekkau, aku berhenti di pos penjagaan untuk menandatangani buku lapor datang,
kemudian melanjutkan perjalanan ke Flat untuk menaruh barang-barangku.
Di
kampus Sekkau para siswa akan tinggal di flat yang disebut dengan Viratama. Terdapat
empat flat mulai dari Viratama 1 sampai dengan Viratama 4. Diantara Viratama 2
dan Viratama 3, ada Gedung Handrawina yang merupakan ruang makan siswa. Berdasarkan
informasi dari pos penjagaan tadi, siswa sekkau akan menempati Viratama 2 dan
3.
Sesampai
di depan gedung Viratama 3, aku menghentikan kendaraanku. Sekilas aku
memperhatikan gedung yang akan menjadi tempat tinggalku. Viratama merupakan gedung
dengan dua lantai yang memiliki 40 kamar. Kamar satu sampai dengan duapuluh
berada di lantai bawah, sementara sisanya di lantai atas. Di tengah-tengah
gedung pada masing-masing lantai terdapat ruang rekreasi yang dilengkapi dengan
sofa, TV, dan juga dispenser. Aku sendiri mendapatkan kamar 9 di Viratama 3, artinya
aku akan tinggal di lantai bawah. Tanpa menemui kesulitan, aku menemukan
kamarku dan langsung mengangkut semua barangku dari mobil ke dalam kamar. Kamar
9 ternyata kamar yang cukup strategis, karena bersebelahan dengan ruang
rekreasi dan langsung menghadap ke Gedung Handrawina sehingga akan memudahkan
saat aku harus pergi makan. Di dalam kamar, terdapat kamar mandi tempat tidur, meja
belajar, lemari pakaian dan rak sepatu.
Selesai
mengangkut barang, aku beranjak ke Gedung Pramanasala untuk menyelesaikan lapor
datang. Gedung Pramanasala merupakan gedung serbaguna, terletak bersebrangan
dengan Gedung Handrawina, cukup dekat dari kamarku. Dari informasi yang
kuperoleh di meja pendaftaran, ada 75 perwira yang akan mengikuti pendidikan
Sekkau Angkatan ke-99 ini, termasuk beberapa siswa tamu yang bergabung bersama
kami, yaitu dua siswa dari TNI AD, 2 siswa dari TNI AL, dan 3 siswa dari negara
sahabat (Malaysia, Brunei dan Thailand). Di tempat pendaftaran juga kuperoleh
informasi bahwa selama pendidikan berlangsung, siswa akan disusun dalam bentuk
kelompok. Kelompok inilah yang akan sering saling berinteraksi dalam hal
pengerjaan tugas, belajar, dan lain-lain. Aku tergabung ke dalam kelompok E
bersama delapan siswa lainnya.Komposisi anggota kelompokku cukup kompleks,
karena ada siswa dari TNI AL, dan ada siswa Wara juga.
Orang
pertama di kelompokku adalah Binggi Nobel, seorang penerbang pesawat tempur
yang berdinas di Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak yang didaulat jadi
ketua kelompok. Kemudian ada Nugroho, penerbang Heli dari Skadron Udara 6 Lanud
Atang Sendjaja Bogor. Yang ketiga ada Sholeh, perwira penerangan Puspen TNI, lalu
ada Andik, orang elektronika namun berdinas di Wing 1 Paskhas. Berikutnya
adalah Erwan, Paskhas yang menjadi pengasuh di AAU, juga ada dr. Halim yang
berdinas di Pusdiklat Kohanudnas Surabaya. Kemudian ada Krida, siswa tamu dari
TNI AL yang berdinas di KRI. Terakhir, satu-satunya siswa perempuan di
kelompokku, Rini Marini yang merupakan instruktur di Sekolah Bahasa Halim.
Selesai
melaksanakan lapor datang, aku bersama siswa lainnya melaksanakan gladi upacara
pembukaan Gedung Pramanasala juga, upacara pembukaannya sendiri akan
dilaksanakan besok pagi. Jam 5 sore kegiatan di Gedung Pramanasala selesai dan
dilanjutkan dengan merapikan kamar. Membutuhkan waktu lumayan lama untuk
mengatur semua barangku di dalam kamar mengingat sudah ada aturan baku mengenai
peletakan dari masing-masing barang.
Jam 9 malam
kamarku sudah rapi dan akupun siap menghadapi 6 bulan kehidupan di Sekkau.
Bismillah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar